Pelatihan Pupuk Organik Untuk Kelompok Tani

WARTO 07 September 2016 12:21:41 WIB

Bendungan SID.Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang menyadari bahwa tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya. Tidak sedikit petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang banyak maka akan memperoleh hasil yang sangat banyak pula.

Pada saat ini banyak sekali para pelaku (petani) yang menggunakan bahan kimia untuk pemupukannya, dan mempunyai kecendrungan akan semakin banyak memberi pupuk kimianya, dikarenakan hasil yang diharapkan tinggi akan tetapi dari waktu kewaktu bukannya meningkat malah semakin menurun.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian, menunjukkan data yang sangat mengerikan terhadap lahan pertanian kita, banyak lahan dinegara Indonesia memiliki kadar bahan organok yang kurang dari 1 %. Sedangkan dari berbagai pengalaman dan penelitian para ahli menyatakan kadar bahan organik yang tinggi dalam tanah akan sangat membantu memaksimalkan hasil yang didapat pelaku usaha (petani).

Dari alasan inilah Pemerintah Desa Bendungan mempunyai inisiatif untuk memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada 25 anggota kelompok tani dari 5 (lima) Padukuhan. Pemerintah Desa menganggarkan Rp. 6.585.000,00 untuk pelaksanaan kegiatan tersebut yang bersumber dari Dana Desa APBN. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan bahan praktek, honor narasumber beserta panitia dan transportasi bagi peserta selama 3 hari.

Bahan praktek yang digunakan adalah potensi lokal yang ada di Desa Bendungan berupa limbah kotoran ayam broiller karena jumlah peternak ayam broiller diwilayah Desa Bendungan sangat banyak sehingga stok bahan cukup banyak. Sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut adalah Setyawan Kristanto, S.Pt. dari Wonosari.

Dari kegiatan ini diharapkan agar dalam penggunaan pupuk kandang dengan cara lama yakni langsung menaburkan pada lahan pertanian sedikit demi sedikit diubah dengan memprosesnya terlebih dahulu sehingga akan menambah kwalitas pupuk bukan sebaliknya justru merusak lahan karena unsur-unsur yaang tidak berguna tidak dihilangkan lebih dulu.(@war)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Terjemah